Mei 13, 2014

PTK

Lamaaaa banget ga buka blog.. kalo bukan karena netbook yg dlu udah ga ada file nya, mungkin ga ktemu ma nih blog, coz cuman disini yang masi ada ke simpen file PTK q yang aq garap buat tugas akhir S1 dlu... ada gunanya juga ternyata aq simpen PTK d sni.. ^_^ Beberapa temen yang masi kuliah pada nanya in PTK.. yang asli juga udah di pinjem entah kemana, yang pinjem siapa juga ga tau... :( tapi gpp, selama PTK yang aq tulis bermanfaat buat mereka.. Kalo di inget masa kuliah dlu, aq selalu semangat kalo udah ada tugas yang pake deadline gini.. emang dasar nya aqw suka ma tantangan kaya gini,, itu juga yang bikin aq ampe sekarang hoby banget ma nge game,, bukan cuman hoby malah.. sehari minimal 3 kali lah main game, baru kerjain tugas yang lain.. hehehe.. Itu juga yang biqin aq langsung setuju pas ada temen yang bilang minta di ajarin buat PTK, di kasi waktu cuman 2 minggu.. hihi jadi semangat nii... Jadinya malah nge blog, niatnya sih cari bahan n inspirasi buat mulai nulis laporan, malah ketemu ma poto2 jadul kekey yang pipinya masi nyempluk, n poto q yang d bilang cantik ma temen qw (adhisa dewi) ^_^ nyantol deh... sekarang udah waktunya balik lagi ke kerjaan,,,, yuk mulai kerja kerja... ya Allah moga-moga tugas kali ni bisa aq selesaiin dengan baik... Amiiin... wish Allah always with every thing in my life..

Mei 15, 2009

it's time to move....

yah....
hari yang ditunggu dah tiba. dah waktunya tuk pindah...
sk dah keluar... gaji dah dapet...
sedih banget kalu inget harus ninggalin keluarga tercinta...
meski cuman guru sd... kita semua dah seperti satu keluarga. tapi tugas tetep tugas...
palagi jadi pegawai negeri... hehehe... kalo inget gajiquh nih dari hasil pajak rakyat... q harus serius bener2 nih....
di tempat yang baru letaknya di pucuk gunung..... jauh banget dari peradaban... hehehe orangnya shi masi beradab.. cuman gak ada mall, toko ajah masi jarang... lokasi yang jauh banget.... gak mungkin ditempuh pulang-pergi dari rumah.. so.... malaikat kecilku gak bisa ketemu tiap hari dunkz... sedih banget..
dah beberapa hari cari solusi yang paling baik... biar qt bisa tetep kumpul satu keluarga... GAK ADA IDE!!!!
sedih banget!!!! KEYSHA-qoe sayang... gak bisa ketemu tiap hari deh sama mami.... (gini ajah dah mo nangis... hiks hiks hiks)

btw... disana juga gak ada kompi.... jadi bakal jarang ol nih..... yah doain yah biar bisa cepet beli notebook, jadi bisa ol tiap hari....

gut bay oll..... gonna mizzed u....

April 15, 2009

Menghitung Hari...

pertengahan april..... couple weeks udah akhir bulan.. rencananya awal mei Q bakal pindah tempat kerja!! buwat pegawai negeri tuh hal yang biasa.. mutasi, rolling, en apalah istilah laennya.. tapi gak bisa dipungkiri Q dah "terlanjur cinta" kaya lagunya rossa... 

empat taon mayb buwat yang lain cuman waktu yang sedikit, sebentar... tapi buwat Q... this is where I belong... nih temenQ... nih keluargaQ... en semua disini seniorQ...

beberapa hari terakhir disini Q berusaha biqin yang terbaik.. biar gak da cela... biar tetep sayang biar tetep jadi family...jadi kaluarga gak mesti kudu punya satu piqiran, satu idealis... tapi dengan perbedaan itu Qt saling mengingatkan.. Qt saling memberi contoh.. dan Qt saling belajar.. Sering Qngeliat the picture of "this family".. semua orang yang berjasa biqin Q "besar" seperti sekarang...

sulit banget tuk ngucapin 'pisah...' satu hal yang Q ingin mereka tahu... Q bakal kangen ma sindiran, shopping bareng, becandaan 'jorok' Qt, kerja sama Qt, makan-makan bareng, Q bakal kangen... hiks... hiks... hiks...

April 13, 2009

Tugas akhir

tugas akhir yang kudu di selesein biar bisa lulus bwanyak banget... menguras tenaga pikiran en yang pasti menguras duwith..... tapi alhamdulillah satu tugas selesai juga.
tugas mbuat jurnal... setelah pemikiran yang panjang... kuputuskan untuk gak mbuat ptk dulu cos... waktunya yang kurang memadai.. jadi ntar kalo mbuat ptk sepertinya hasilnya gak bakal maksimal...
pas lagi ngerjain... qu cari-cari referensi, cari buku, juga dari internet!!! koq ga dapet2 yah... koq sulit banget yah nyari... so... dengan niatan pengen mbantu para mahasiswa laen ato sapa aja yang lagi butuh!! nih tugas yang aku kerjain maren..... moga berguna yah....


PENDEKATAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DI SEKOLAH DASAR

Rani Maulidia

Abstrak: Hakekat belajar merupakan proses aktif dari anak didik dalam membangun pengetahuan, bila pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berperan aktif, maka bertentangan dengan hakekat belajar. Ilmu pengetahuan sendiri dalam diri siswa melalui pengalaman-pengalaman nyata yang dimilikinya. Belajar merupakan proses membangun makna. Pembelajaran IPA bertujuan membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life skill) essensial sebagai warga negara sehingga siswa dapat mengaitkan konsep-konsep IPA tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Belajar seperti ini sarat dengan aktivitas, kreativitas, efektivitas, dan membuat pembelajar senang. Hasil belajar menjadi lebih bermakna bukan merupakan hafalan yang mudah lupa, tetapi memiliki resistensi di otak lebih lama. Pembelajar yang merasa senang belajar terdorong untuk terus belajar sehingga sikap belajar sepanjang hayat dapat terbentuk pada diri si pembelajar. Pembelajaran model PAKEM lah yang diharapkan dapat mengkondisikan pembelajar untuk belajar sepanjang hayat. Keberhasilan guru mengajar di kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

Kata Kunci: PAKEM, IPA, SD

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI, diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (Depdiknas, 2006:147).
Sejauh ini harus diakui bahwa proses pembelajaran di Indonesia masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai satu-satunya narasumber pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi pembelajaran. Padahal pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan penghafalan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak untuk memecahkan persoalan dalam jangka panjang. Karena guru menggunakan sebagian besar waktunya terutama untuk mengajar atau sebagai teacher saja, sehingga guru telah gagal di dalam memainkan peran-peran profesional lainnya yang tidak kalah penting untuk dilaksanakan, seperti misalnya sebagai pembimbing, evaluator, pengembang materi pembelajaran (demonstrator), pengelola proses belajar mengajar, dan agen pembaru (agent of change). Paradigma baru pendidikan khususnya proses pembelajaran, kita tempatkan untuk memecahkan berbagai persoalan merubah konsepsi “schooling” menjadi “learning” (sekolah menjadi belajar). Paradigma pembelajaran yang baru adalah: learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk bekerja), lerning to be (belajar untuk hidup), learning to live together (belajar untuk hidup bersama).
Agar dapat merealisasikan paradigma tersebut di atas, perlu adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan. Salah satu bentuk inovasi pendidikan sebagai konsekuensi logis paradigma baru tersebut adalah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) yang diberlakukan mulai dari jenjang pendidikan taman kanak-kanak sampai SLTA. PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (shochib, 2003:2). Aktif yang dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dituntut menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga anak didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Hakekat belajar merupakan proses aktif dari anak didik dalam membangun pengetahuan. Ini berarti, apabila pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berperan aktif, maka bertentangan dengan hakekat belajar. Peran aktif dari anak didik sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri dan orang lain.
Dalam pembelajaran IPA hendaknya guru dapat merancang dan mempersiapkan suatu pembelajaran dengan memotivasi awal sehingga dapat menimbulkan suatu pertanyaan. Dengan begittu, guru dapat mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Ciri utama pembelajaran IPA adalah dimulai dengan pertanyaan atau masalah dilanjutkan denagn arahan guru menggali informasi, mengkonfirmasikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang belum dan harus diketahui. Jadi terlihat bahwa siswa akan dapat menemukan sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan yang timbul di awal pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diharapkan tidak dengan jalan mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dengan jalan menemukan dan menggeneralisasi sendiri sebagai hasil kemandiriannya.

MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Belajar merupakan perilaku yang kompleks. Skinner misalnya, memandang perilaku belajar dari segi perilaku teramati. Oleh karena itu ia mengemukakan pentingnya program pembelajaran. Gagne (dalam Dimyati, Mudjiono. 1994) memandang kondisi internal belajar dan kndisi eksternal belajar yang bersifat interaktis. Oleh karena itu guru seyogyanya mengatur acara pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar dan hasil belajar yang dikehendaki. Piaget (dalam Dimyati, Mudjiono. 1994) memandang belajar sebagai perilaku berinteraksi antara individu dengan lingkungan sehingga terjadi perkembangan intelek individu. Pelajar yang terjadi pada individu merupakan perilaku komplek.
Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar mengajar antara guru-siswa mendorong perilaku belajar siswa. Siswa merupakan kunci terjadinya perilaku belajar dan ketercapaian sasaran belajar. Dengan demikian bagi siswa perilaku belajar merupakan proses yang dialami dan dihayati dan sekaligus merupakan aktifitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar di lingkungannya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain: penyelidikan, penyusunan, gagasan, dan pengujian gagasan-gagasan (Depdikbud, 1995).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Winataputra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
Dengan demikian pengertian IPA adalah ilmu pengetahuan yang bersangkut paut dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk mengetahui pengtahuan, fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Model belajar yang cocok untuk anak Indonesia dalam mata pelajaran IPA adalah belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing). Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri. Piaget mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong perkembangan kognitif anak. Perkembangan anak langsung terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan obyek dengan tingkat perkembangan kogitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur kognitif yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarkis dan integratif (Hadisubroto, 1996:21).
Pembelajaran IPA bertujuan membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan (life skill) essensial sebagai warga negara. Life skill essensial yang perlu dimiliki siswa adalah kemampuan menggunakan alat tertentu, kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitarnya, kemampuan mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan memecahkan masalah secara efektif (Samatowa, 2006:147).
Proses merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2005:5). Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan menglami perubahan tingah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti (Usman, 2005:5).
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Proses pembelajaran merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal bailk antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. (Usman, 2005:4)



PENDEKATAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM)
PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Disamping metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan “PAKEM”, muncul pula nama yang dikeluarkan di daerah Jawa Tengah dengan sebutan “PAIKEM Gembrot” dengan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Disamping itu melalui program Workstation P4TK-BMTI Bandung tahun 2007, di Jayapura muncul pula sebutan “Pembelajaran MATOA” (diambil dari buah Matoa), kepanjangan Menyenangkan Atraktif Terukur Orang Aktif, yang artinya Pembelajaran yang menyenangkan, Guru dapat menyajikan dengan atraktif/menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan siswa belajar secara aktif.
Menurut Shochib (2003:2) PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru dituntut menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga anak didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari anak didik sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya “time on task” tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut dapat diasumsikan sebagai permainan tanpa makna.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan PAKEM adalah pembelajaran yang dirancang agar anak terundang untuk mengaktifkan diri, mengembangkan kreatifitas, dan mereka merasa senang dan aman.

Belajar Akif (Active Learning)
Hakekat belajar adalah proses aktif dari anak didik untuk membangun pengetahuan. Pengetahuan anak dibangun dengan pembelajaran reflektif yaitu: bertindak/berbuat dan berinteraksi dengan sumber belajar primer, melibatkan diri dalam kegiatan secara kelompok maupu, mengamati secara visual sumber belajar dan menyerap informasi yang dikemas oleh sumber belajar.
Pembelajaran reflektif dapat membuat anak didik menjadikan prestasi belajar sebagai referensi refleksi kritis tentang dampak ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat, mengasah kepedulian sosial, mengasah hati nurani, dan bertanggung jawab terhadap karirnya kelak. Kemampuan ini dimiliki anak didik, karena dengan pola interaksi pembelajaran tersebut, dapat membuat anak didik aktif dalam berpikir (mind-on), aktif dalam berbuat (hand-on), mengembangkan kemampuan bertanya, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan membudayakan untuk memecahkan permasalahan baik secara personal maupun sosial. Guru dituntut untuk mengubah peran dan fungsinya menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan evaluator. Ini berarti guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang demokratis dan dialogis antara guru dengan anak didik, dan anak didik dengan anak didik (Paul Suparno dkk, 2001).
Ciri-ciri belajar aktif dengan teknik pembelajaran reflektif adalah:
a. Pembelajaran penekanannya pada aspek afektif.
b. Anak didik memiliki kesmepatan untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan.
c. Partisipasi aktif anak didik terutama dalam berekspresi, bertindak, berinteraksi dengan sumber belajar primer, melibatkan diri dalam kegiatan secara kelompok maupun klasikal.
d. Interaksi pembelajaran yang dominan adalah interaksi anak didik dengan anak didik dan anak didik dengan sumber belajar.
e. Guru sebagai pembimbing, inovator, motivator dan fasilitator bagi anak untuk memperoleh pengalaman belajar.
f. Guru sebagai manajer (pengelola) dan designer (perancang) pengalaman belajar anak didik.
g. Guru dan anak didik menerima peran kerjasama (partnership).
h. Anak didik dilibatkan dalam pembelajaran.
i. Tujuan pembelajaran ditulis secara jelas dan operasional.
j. Semua tujuan diukur/dites.
Proses belajar dapat dikatakan active learning dengan mengandung :
1. Komitmen (Keterlekatan pada tugas), Berarti, materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal)
2. Tanggung jawab (Responsibility), Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk krtitis, guru lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormat ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri
3. Motivasi, Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan lingkungan atau orang lain.
Motivasi belajar siswa akan meningkat karena ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student centred approach), guru tidak hanya menyuapi atau menuangkan dalam ember, dan bersikap positif kepada siswa.
Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira,tekun dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, seorang pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan mengikuti perkembangan pengetahuan.

Belajar Kreatif (Creative Learning)
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Dibentuk melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang untuk mesimulasikan imajinasi. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.(Taslimuharom:2008)
Belajar kreatif adalah situasi dan kondisi pembelajaran yang diciptakan guru yang dapat mendorong dan mengundang anak didik untuk memilih kegiatan atau bertindak sesuai dengan motivasi internal (kebutuhan dan minat). Pembelajaran harus dibarengi dengan teknik pembelajaran yang dapat membuat anak didik aktif dalam berpikir (mind-on), aktif dalam berbuat (hand-on) mengembangkan kemampuan bertanya dan atau menjawabnya, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan membudayakan untuk memecahkan permasalahan baik secara personal maupun sosial. Ciri-ciri pembelajaran yang mengembangkan kreativitas anak didik adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan anak didik untuk mengembangkan keterampilan: (1) berpikir lancar, (2) berfikir luwes, (3) berfikir rasional, (4) memperinci atau mengolaborasi, (5) manilai (mengevaluasi), (6) mengembangkan rasa ingin tahu, (7) mengembangkan imajinasi, (8) perasaan tertantang oleh kemajuan, (9) sifat berani mengambil resiko, (10) sifat menghargai.
Berdasarkan survei kepustakaan oleh Supriadi (1985) mengidentifikasi 24 ciri kepribadian kreatif yaitu: (1) terbuka terhadap pengalaman baru, (2) fleksibel dalam berfikir dan merespons; (3) bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan; (4)menghargai fantasi; (5) tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif; (6) mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh olehorang lain; (7) mempunyai rasa ingin tahu yang besar; (8) toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti; (9) berani mengambil risiko yang diperhitungkan; (10) percaya diri dan mandiri; (11) memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas; (12) tekun dan tidak mudah bosan; (13) tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah; (14) kaya akan inisiatif; (15) peka terhadap situasi lingkungan; (16) lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa lalu; (17) memiliki citra diri dan stabilitas emosional yang baik; (18) tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan mengandung teka-teki; (19) memiliki gagasan yang orisinal; (20) mempunyai minat yang luas; (21) menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri; (22) kritis terhadap pendapat orang lain; (23) senang mengajukan pertanyaan yang baik; dan (24) memiliki kesadaran etik-moral dan estetik yang tinggi.
Sedangkan Kirton (1976) membedakan ciri kepribadian kreatif kedalam dua gaya berfikir: Adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut merupakan pendekatan dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode, nilai, kebijakan, dan prosedur. Mereka percaya pada standard dan konsesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators suka merekonstruksi masalah, berpikir. Kreativitas dalam pengertian kemampuan hanya mencakup dimensi kognitif. Ciri lain yang harus dikembangkan yaitu ciri afektif menyangkut sikap dan perasaan seseorang, antara lain motivasi untuk berbuat sesuatu.

Pembelajaran Bermakna
Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien yang merupakan kemampuan yang dapat digunakan oleh anak didik untuk mengembangkan diri dalam pendidikan selanjutnya. Dengan demikian, tujuan, strategi, materi pelajaran yang dipilih, dianalisis, dan ditentukan sesuai dengan konsistensinya sehingga mampu mengemban tujuan yang akan dicapai.
Pendidikan juga bertujuan membentuk perilaku anak yang taat moral melalui kegiatan rutin, pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari dan terprogram serta pengembangan dasar diprogram dengan paradigma bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Oleh karena itu, pemilihan dan penentuan tema, kemampuan dasar yang diharapkan dan perilaku yang akan dibentuk, dan kegiatan yang dirancang memiliki konsistensi di antara ketiga hal tersebut. Sinkronisasi ini terancang dan terlaksana dalam kegiatan inti dan penutupan sehingga mampu merealisasikan tujuan pembelajaran.


Belajar Menyenangkan
Belajar yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat menghadirkan situasi dan kondisi yang mengundang anak didik dengan suka rela untuk melakukan tindak belajar. Situasi dan kondisi pembelajaran ini dapat membuat undangan belajar dari guru dirasakan oleh anak didik dari dirinya sendiri. Guru yang mampu menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran tersebut dapat dikatakan “present in absent” (hadir dalam ketidakhadiran). Artinya guru tidak hadir secara fisik di sekitar anak, tetapi undangan, arahan, dan bimbingan dirasakan dan tetap konsisten dilakukan meskipun ia tidak hadir secara fisik.
“Present in absent” dapat dimiliki guru dari TK sampai perguruan tinggi (khusus perguruan tinggi disebut dengan dosen). Hal ini dapat dimengerti oleh anak yang telah menaruh kepercayaan kepada gurunya, apa yang dikatakan merupakan suatu kebenaran. Kebenaran yang diungkapkan oleh guru tersebut apabila ada perbedaan dengan apa yang disampaikan orang tua maka anak tetap lebih percaya kepada gurunya dari pada orang tuanya. Guru yang mampu “present in absent” dalam diri anak terutama anak dalam tahap pengembangan diri didominasi oleh imitasi dan identifikasi terhadap perilaku orang dewasa yang mampu mengakrabkan diri dengan mereka apabila guru mampu berperilaku patut dicontoh, konsisten, adanya rasa kebersamaan dengan anak didik dalam merealisasikan aturan-aturan, menciptakan situasi dan kondisi keterbukaan dan dialog yang dialogis, menciptakan suasana dan hubungan yang mesra dengan anak didik (Shochib, 2003:3).


Prinsip PAKEM, Ciri-ciri dan paradigma PAKEM
Dalam pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan sekurang-kurangnya ada empat komponen atau prinsip yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Mengalami, siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.
2. Interaksi, interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu diupayakan agar tetap ada dan terjaga agar mempermudah dalam membangun makna. Dengan interaksi pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang terbangun semakin mantap dan kualitas hasil belajar meningkat.
3. Komunikasi, dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui. Interaksi saja belum cukup jika tidak dilengkapi dengan komunikasi, karena interaksi akan lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif. Makna yang terkomunikasikan kepada orang lain secara terbuka memungkinkan untuk mendapat tanggapan.Beberapa cara komunikasi yang dapat dilakukan misalnya dengan pajangan, presentasi, laporan.
4. Refleksi, berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan. Melalui refleksi kita dapat mengetahui efektifitas pembelajaran yang sudah berlangsung.
Para ahli konstruktifis mengasumsikan bahwa pada dasarnya anak memiliki kemampuan untuk membangun dan mengkreasi pengetahuan. Menurut Schicedanz (dalam Shochib, 2003:12), pengetahuan itu tidak terletak dimanapun melainkan dibangun oleh anak dengan berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan asumsi tersebut, konsep PAKEM adalah model yang paling mendekati, karena memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan teori konstruktifis. Ciri-ciri PAKEM menurut Shochib (2003:3) adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Keterangan Gambar
1. Dari segi guru:
A= Aktif, guru aktif:
1. Memantau kegiatan belajar siswa
2. Memberi umpan balik
3. Mengajukan pertanyaan yang menantang
4. Mempertanyakan gagasan siswa
K=Kreatif, guru:
1. Mengembangkan kegiatan yang beragam
2. Membuat alat bantu sederhana
E=Efektif, pembelajaran:
1. Mencapai tujuan pembelajaran
M=Menyenangkan, pembelajaran:
1. Tidak membuat anak takurt:
a. Takut salah
b. Takut ditertawakan
c. Takut dianggap sepele
2. Dari segi siswa:
A= Aktif, siswa aktif:
1. Bertanya
2. Mengemukakan gagasan
3. Mempertanyakan gagasan orang lain
K=Kreatif, guru:
1. Merancang atau membuat sesuatu
2. Menulis/mengarang
E=Efektif, pembelajaran:
1. Menguasai keterampilan yang dibutuhkan
M=Menyenangkan, pembelajaran:
1. Membuat anak:
a. Berani mencoba atau berbuat
b. Berani bertanya
c. Berani mengemukakan pendapat/gagasan
d. Berani mempertanyakan gagasan orang lain

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM
1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
2. Mengenal anak secara perorangan
Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Perilaku sosial dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok yang akan memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Memecahkan masalah memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Guru bertugas mengembangkannya, dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, memberikan umpan balik pun harus secara santun agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’

Pengelolaan Kelas PAKEM
Seting kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif belajar. Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan, seting kelas konstruktif merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah benar-benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar. Karakteristik seting kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondisikannya belajar secara umum, instruksi, dan belajar bersama.
Lima metode kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu; 1) melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan pemelajar, 2) menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi; 3) mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar; 4) mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya; dan 5) mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan (Hadi Mustofa, 1998).

Pelaksanaan PAKEM
Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru yang bersesuaian
Kemampuan Guru Kegiatan Pembelajaran
1. Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
• Percobaan
• Diskusi kelompok
• Memecahkan masalah
• Mencari informasi
• Menulis laporan/cerita/puisi
• Berkunjung keluar kelas
2. Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam. Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:
• Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
• Gambar
• Studi kasus
• Nara sumber
• Lingkungan
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan. Siswa:
• Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
• Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri
• Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan. Melalui:
• Diskusi
• Lebih banyak pertanyaan terbuka
• Hasil karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
5. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa. • Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
6. Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari. • Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
7. Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus menerus. • Guru memantau kerja siswa
• Guru memberikan umpan balik

Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran
Ada lima prinsip utama desain pesan pembelajaran yaitu:
1. Prinsip kesiapan dan motivasi
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam kegiatan pembelajaran siswa/peserta belajar memiliki kesiapan seperti kesiapan mental, serta kesiapan fisik dan motivasi tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik..
2. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian siswa belajar terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin baik. Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian siswa antara lain:
a. Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
b. Menggunakan alat pemusat perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media-media pembelajaran visual lainnya.
c. Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik-topik yang sudah dipelajari.
d. Menggunakan musik penyeling
e. Mencipatakan suasana riang
f. Teknik penyajian yang bervariasi
g. Mengurangi bahan/matteri yang tidak relevan
3. Prinsip partisipasi aktif siswa
Meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Cara-cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah:
a. Memberikan pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung
b. Mengerjakkan latihan pada setiap akhir suatu bahasan
c. Membuat percobaan dan memikirkan atas hipotesis yang diajukan
d. Membentuk kelompok belajar
e. Menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif
4. Prinsip Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan umpan balik diantaranya dengan memberikan soal atau pertanyaan kepada siswa, kemudian memberitahunya apakah soal yang dikerjakan sudah benar.
5. Prinsip Perulangan
Mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Proses penguasaan materi pembelajaran atau ketrampilan tertentu memerlukan perulangan. Tidak adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam ingatan, dan informasi tersebut mudah dilupakan.
Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan, pemecahan masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by doing), menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan kontek, kerja kelompok. Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sebelumnya siswa dilatih cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan, keuletan, peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode bayangan. Disamping itu siswa dapat melakukan “SSN” (Senyum, Santai dan Nikmat) yang artinya siswa dapat melakukan dengan senyum (dalam hati) berarti senang dalam proses kegiatan pembelajaran, Santai berarti siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tidak tegang/stress serta siswa dapat menikmati kegiatan pembelajaran. Dengan proses tersebut akhirnya siswa dapat menguasai materi sesuai yang diharapkan dengan benar.

SIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika konsep PAKEM yang diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip di atas akan sangat terasa dampaknya terhadap proses belajar dan tentu juga diharapkan akan berdampak baik terhadap hasil belajar siswa. Penerapan PAKEM juga berdasar pemikiran bahwaanak akan belajar lebih bermakna dengan cara sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan, dalam lingkungan belajar yang menyenangkan. Hal tersebut akan menumbuhkan minat dan motivasi belajarnya. Sebaliknya dengan model pembelajaran konvensional dan lingkungan kelas yang kaku dan membosankan disertai dengan dominasi guru yang tinggi, siswa tidak akan dapat melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Jadi, kesimpulannya penerapan PAKEM yang semakin intens atau baik, akan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar dan mencapai hasil belajar secara maksimal, dengan situasi atau lingkungan belajar yang menyenangkan. Hal ini akan berpengaruh pada motivasi belajarnya, dan meningkatnya motivasi belajar ini pada akhirnya menjadi lebih bermakna bukan merupakan hafalan yang mudah lupa, tetapi memiliki resistensi di otak lebih lama sehingga sikap belajar sepanjang hayat dapat terbentuk pada siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Agustina, Dora Tri. (2008). Penerapan Pendekatan PAKEM dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Ngiliran I Magetan. Malang: FIP UM.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Dokumen -I). Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dimyati, Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hamalik, Oemar. (1983). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Latifah, Noor. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Dapat diakses pada URL: http://latifah04.wordpress.com/2008/04/03/penelitian-tindakan-kelas/
Managing Basic Education. (2007). Contextual Learning: PAKEM-Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa. Dapat diakses pada URL: http://ilmusains.com/pakem.html
Nizar, Hary. (2009). Penerapan Prinsip-prinsip Desain Pesan dalam Pembelajaran PAKEM. Dapat diakses pada URL: http://unikharynizar.multiply.com/journal/item/8
Sadely, Hasan. (1997). Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Angkasa.
Samatowa, Usman. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas DIKTI Direktorat Ketenagaan.
Sardiman, AM,. (1997). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja.
Shochib, Moh. (2003). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Situs Pendidikan Indonesia. (2009). Prinsip PAKEM. Dapat diakses pada URL: http://edu-articles.com/pakem-2/
Soekamto, T. (1997). Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Surachman, Winarno. (1996). Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung: Cemara.
Suryabrata, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Suyatno. (2008). Model-model Pembelajaran Inovatif untuk Guru. Dapat diakses pada URL: http://garduguru.blogspot.com/2008/08/model-model-pembelajaran-inovatif-untuk.html
Taslimuharom, T. (2009). Metodologi PAKEM. Dapat diakses pada URL: http://www.tedcbandung.com/pdf/mjld09.pdf
Universitas Negeri Malang. (2003). Wahana Sekolah Dasar: Berkala Kajian teori dan Praktek Pendidikan. Dapat diakses pada URL: http://jurnal.um.ac.id/fip/wahanaa.htm
Wardani, I.G.A.K. (2008). Teknis Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

+e4ch3r

teacher... seorang guru.. itu aqu sekarang.. mulai mengajar di sd sejak 4 taon yang lalu rupanya jadi pengalaman yang amat sangat berharga... bukan berarti jadi guru ntu gampang.. meski jika dibanding dengan banyak profesi lainnya yang lebih hebat en lebih sulit... tapi jadi guru itu "dari hati..." kalu kita nggak ngerjainnya dari hati...pasti banyak ga enaknya... cos jadi guru itu berarti jadi orang tua, jadi pembimbing, jadi pembelajar, jadi contoh bagi anak-anak yang ada di sekolah... banyak kuq enaknya jadi guru.. one of adalah aqu jadi ibu dari 300 siswa qu sekarang... an honour.. banyangin.. disayang ma 300 anak.... qita bisa belajar banyak saling sayang n saling memberi... bener-bener... sebuah pekerjaan yang antrem... tentrem en ayem di hati... apa semua guru di dunia merasa seperti aku yah????? gak tau juga deh... tapi thanks god aqu dikasi lahan untuk mencari penghasilan yang menurutqu.. bisa biqin aqu banyak beramal n banyak berbuat kebaikan. mesqipun dengan jadi guru banyak juga pengorbanan yang harus aqu jalanin... mulai dari ninggal anak di rumah sampe harus kuliah... yah hidup ini gak lebih dari berusaha n berusaha... kuliahku sekarang dah nyempe semester lapan ntar lagi juga kelar.... alhamdulillah akhirnya... aqu tetep berdoa kepada Allah swt. semoga pekerjaanqu yang sekarang atopun besok serta seluruh kehidupanqu punya banyak makna... banyak menuai kebaikan n pahala.... karena manusia hanya bisa berusaha n gak lebih dari tempat salah dan lupa... semoga Allah swt senantiasa mengingaatkan aku disaat aqu lupa dan salah... Amiiieeennn....

April 03, 2009

Gu+ m0Rn!nGz...

alhamdulillah pagi ini bangun pagi dari tidur tadi malem yang nyenyaaaak banget.... keysha sekarang dah gedhe jadi kalu malem dah gak banyak-banyak bangun terus.... pagi ini qu mulai hari dengan bacaan alhamdulillah.. selesai cuci muka ngerasain dinginnya air yang membasuh mukaku... langsung deh kepikiran pekerjaan lagi.. pekerjaan yang qudu selesai awal minggu depan. mau gak mau mulai lagi deh mata yang masi ga begitu jelas ini nongkrong di depan kompi yang ga kuat lemotnya.... lemoooot abiiiis... waduh kesabaranku lagi dicoba nih.... 15 menit kemudian komp quh baru nyalaa n baru buka berkas2 n mo mulai ngerjain,,,, uwwwweeeeeekkkkk... keysha nangis... yah ditinggal lagi... seberapa pentingnya kerjaan yang kudu di selesein, tapi keysha tetep jadi yang paling penting..... mbuatin susu buat keysha sama sesekali ngajak becanda n ngobrol kadang di tambah sedikit nyanyi-nyanyi lirih... adem rasanya liat keysha baru bangun dari tidur tapi udah ada senyum di sudut bibir kecilnya. okeh... sekarang waktunya ngerjain lagi.... aku buat deal ma keysha.. dia tetep tidur.. tapi di sebelah meja kerjaku ok?? dia setuju.. secara bobo diluar lebih dingin.. jadi dianya tambah seneng.... ngerjain baru sebentar ga terasa waktu dah jam 5 pagi.. waktunyah mbangunin si papah biar gak telat masuk kerja... keysha dah mulai harinya dengan main, main, main, en kemudian baru sarapan... sarapan bareng sekeluarga yang emang isinya satu keluarga cuman 3 orang!! hari ini kita sekeluarga milih sarapan di halaman belakang.. hehehe out door makannya, sambil ngerasain dignin en sejuknya udara pagi di pedesaan... sambil sarapan nyempetin untuk poto-poto dulu... 




hmmmmmm... subhanallah, seger banget.... kita semua dah siap buat mulai aktifitas lagi.....